Fungsi DNS pada Windows 2003 Server
DNS (Domain Name System) merupakan layanan pada Windows Server 2003 yang berfungsi untuk memetakan (mapping) antara nama host (hostname) dan alamat IP (IP address). DNS dapat dianalogikan seperti buku telepon (phone book) pada suatu telepon selular (ponsel) yang menyimpan nama suatu nomor telepon dan nama pemilik nomor yang bersangkutan. Untuk menelepon, pengguna ponsel tidak perlu memencet nomor-nomor telepon yang dituju tapi cukup mencari atau mengetikkan nama pemilik nomor tersebut. Sebelum ditemukannya sistem DNS, untuk memetakan nama komputer dan alamat IP pada jaringan komputer digunakan file HOSTS.TXT yang berisi informasi nama komputer dan alamat IP serta pemetaannya dari seluruh mesin (komputer) yang terhubung dalam jaringan. Ketika ada komputer lain yang terhubung ke jaringan, maka masing-masing komputer dalam jaringan tersebut harus memperbaharui file HOSTS.TXT miliknya. Pada saat itu cara meng-update file HOSTS.TXT adalah menggunakan ftp setiap satu atau dua minggu sekali.
Masalah muncul ketika jaringan komputer yang tadinya kecil tersebut kemudian menjadi Internet yang semakin hari semakin besar. Timbul kesulitan untuk meng-update isi file HOSTS.TXT karena jumlah nama mesin/komputer yang harus dituliskan ke file tersebut sudah terlalu besar dan tidak efisien. Dapat pula dibayangkan betapa repotnya jika terdapat penambahan satu komputer saja di jaringan, maka versi terbaru dari file HOSTS.TXT pun harus disalin ke setiap lokasi.
DNS (Domain Name System) merupakan layanan pada Windows Server 2003 yang berfungsi untuk memetakan (mapping) antara nama host (hostname) dan alamat IP (IP address). DNS dapat dianalogikan seperti buku telepon (phone book) pada suatu telepon selular (ponsel) yang menyimpan nama suatu nomor telepon dan nama pemilik nomor yang bersangkutan. Untuk menelepon, pengguna ponsel tidak perlu memencet nomor-nomor telepon yang dituju tapi cukup mencari atau mengetikkan nama pemilik nomor tersebut. Sebelum ditemukannya sistem DNS, untuk memetakan nama komputer dan alamat IP pada jaringan komputer digunakan file HOSTS.TXT yang berisi informasi nama komputer dan alamat IP serta pemetaannya dari seluruh mesin (komputer) yang terhubung dalam jaringan. Ketika ada komputer lain yang terhubung ke jaringan, maka masing-masing komputer dalam jaringan tersebut harus memperbaharui file HOSTS.TXT miliknya. Pada saat itu cara meng-update file HOSTS.TXT adalah menggunakan ftp setiap satu atau dua minggu sekali.
Masalah muncul ketika jaringan komputer yang tadinya kecil tersebut kemudian menjadi Internet yang semakin hari semakin besar. Timbul kesulitan untuk meng-update isi file HOSTS.TXT karena jumlah nama mesin/komputer yang harus dituliskan ke file tersebut sudah terlalu besar dan tidak efisien. Dapat pula dibayangkan betapa repotnya jika terdapat penambahan satu komputer saja di jaringan, maka versi terbaru dari file HOSTS.TXT pun harus disalin ke setiap lokasi.
Gambar jarigan file Hosts.TXT pada tiap host nya
Dengan makin meluasnya penggunaan Internet, menjadi tidak mungkin untukmemutakhirkan data pada file HOSTS tersebut setiap saat. Lalu muncul ide untuk membuat sistem database terdistribusi yang mempunyai data mengenai pemetaan nama host ke alamat IP dan sebaliknya. Dengan adanya pendistribusian database nama host dan alamat IP, maka tiap organisasi yang memiliki jaringan di dalam domain tertentu hanya bertanggung jawab terhadap database informasi pemetaan nama host dan alamat IP pada jaringannya saja yang biasa disebut zone. Administrasi domain tersebut dilakukan secara lokal tetapi informasi itu dapat diakses oleh semua komputer di Internet.
Karena sifat database yang terdistribusi ini, maka dibutuhkan suatu mekanisme pengaksesan informasi bagi host lain pada database yang terdistribusi untuk menemukan informasi host atau jaringan yang dipunyai oleh suatu organisasi. Dan pada tahun 1984, Paul Mockapetris mengusulkan sistem database terdistribusi ini dengan Domain Name System (DNS) yang dideskripsikan dalam RFC 882 dan 883. Sistem ini digunakan sampai sekarang pada jaringan khususnya Internet.
Dengan kelebihan unlimited database size dan performa yang lebih baik, DNS memiliki
beberapa keunggulan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Mudah
Adanya DNS sangat memudahkan pengguna karena tidak lagi direpotkan untuk mengingat alamat IP suatu komputer, melainkan cukup mengetahui nama komputer (hostname) yang lebih mudah dihafal oleh manusia daripada alamat IP. Sebagai contoh,nama polines.ac.id lebih mudah dihafal daripada 202.159.26.24.
b. Konsisten
Meskipun alamat IP suatu komputer berubah, tetapi hostname tidak berubah.
c. Sederhana
Pengguna cukup menggunakan satu nama domain untuk melakukan pencarian, baik di Internet maupun di jaringan Intranet.
DNS biasanya digunakan pada aplikasi pada Internet seperti web server atau mail server, untuk membantu memetakan hostname suatu komputer ke alamat IP. Tetapi DNS bisa juga diimplementasikan dalam Intranet untuk mengetahui hostname dan alamat IP tertentu dalam jaringan private.
Struktur DNS
Struktur database DNS dibuat dalam bentuk hirarki atau pohon yang disebut Domain Namespace, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3. Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level teratas adalah root yang disimbolkan dengan titik/dot (.). Setiap titik cabang mempunyai label yang mengidentifikasikannya relatif terhadap root (.). Tiap titik cabang merupakan root bagi sub- tree/tingkat bawahnya. Tiap sub-tree merupakan domain dan di bawah domain terdapat sub-tree lagi bernama subdomain. Setiap domain mempunyai nama yang unik dan menunjukkan posisinya pada pohon DNS, pengurutan/penyebutan nama domain secara penuh dimulai dari domain paling bawah menuju ke root (.). Masing-masing nama yang membentuk suatu domain dipisahkan dengan titik/dot (.) dan diakhiri dengan titik yang merupakan nama absolut relatif terhadap root (.). Contoh: telkom.polines.ac.id. Sistem penulisan nama secara absolut dan lengkap ini disebut FQDN (Fully Qualified Domain Name).
Domain namespace merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi menjadi beberapa bagian di antaranya
a. Root-Level Domain
Level paling atas pada hirarki disebut dengan root domain. Root domain di ekspresikan berdasarkan periode. Lambang untuk root domain adalah (“.”).
b. Top-Level Domain
Top-level domain adalah domain pada level teratas di bawah root (.). Pada jaringan Internet,top-level domain umumnya menunjukkan sifat suatu organisasi atau badan yang memiliki domain tersebut.
Terdapat tiga pengelompokan top-level domain, yaitu
1) Domain Generik, terdiri atas 14 domain yaitu :
1. com : untuk organisasi komersial, contoh: microsoft.com.
2. net : untuk organisasi/perusahaan penyedia layanan jaringan/Internet, contoh:
telkom.net.
3. gov : untuk lembaga/organisasi pemerintahan. contoh: whitehouse.gov.
4. mil : untuk badan/organisasi militer. contoh: army.mil.
5. org : untuk organisasi non-komersial. contoh: linux.org.
6. edu : untuk lembaga pendidikan. contoh: mit.edu, berkeley.edu.
7. int : untuk organisasi Internasional. contoh: nato.int.
8. aero : untuk industri atau perusahaan udara.
9. biz : untuk perusahaan atau lembaga bisnis.
10. coop : untuk perusahaan atau lembaga kooperatif
11. info : untuk penggunaan umum.
12. museum : untuk museum.
13. name : untuk registrasi bagi penggunaan individual/personal.
14. pro : untuk para profesional seperti: akuntan, dan lain-lain.
2) Domain Negara
Merupakan standar pembagian geografis berdasarkan kode negara, biasanya
menggunakan dua huruf. Contoh: id untuk Indonesia, au untuk Australia, uk untuk
Inggris, dan lain-lain. Domain negara ini dapat dan umumnya diturunkan lagi ke level-
level di bawahnya yang diatur oleh NIC dari masing-masing negara, untuk Indonesia yaitu
IDNIC. Contoh level bawah dari id yaitu net.id, co.id, web.id dan sebagainya.
3) Domain Arpa
Merupakan domain untuk jaringan ARPAnet. Tiap domain yang tergabung ke Internet
berhak memiliki name-space .in-addr.arpa sesuai dengan alamat IP-nya.
c. Second-Level Domain
Second-level domain biasanya merupakan nama organisasi, perusahaan, maupun lembaga. Misalnya nama microsoft pada domain microsoft.com, nama polines pada domain polines.ac.id dan sebagainya.Pada Second-level domain dapat berisi host dan domain lain, yang disebut dengan subdomain. Sebagai contoh pada domain polines.ac.id. bisa terdapat komputer (host) seperti server1.polines.ac.id dan subdomain telkom.polines.ac.id.Domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan Fully Qualified Domain Name (FQDN) untuk setiap komputer. Sebagai contoh jika terdapat fileserver1.detik.com, maka fileserver1 adalah host name dan detik.com adalah domain name.
Berdasar Gambar 6.4 di atas, cara kerja DNS dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Resolver mengirimkan queries ke name server
2. Name server mengecek local database, atau menghubungi name server lainnya. Jika ditemukan akan diberitahukan ke resolver, jika tidak name server akan mengirimkan failure message
3. Resolver menghubungi host yang dituju dengan menggunakan alamat IP yang diberikan
name server
Oke thank you atas perhatiannya dan juga terima kasih telah berkunjung ke website bang har. kurang lebihnya mohon maaf semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat terutama bagi saya dan juga bagi orang lain.
Sumber : https://rascalbrick.blogspot.com
Masalah muncul ketika jaringan komputer yang tadinya kecil tersebut kemudian menjadi Internet yang semakin hari semakin besar. Timbul kesulitan untuk meng-update isi file HOSTS.TXT karena jumlah nama mesin/komputer yang harus dituliskan ke file tersebut sudah terlalu besar dan tidak efisien. Dapat pula dibayangkan betapa repotnya jika terdapat penambahan satu komputer saja di jaringan, maka versi terbaru dari file HOSTS.TXT pun harus disalin ke setiap lokasi.
DNS (Domain Name System) merupakan layanan pada Windows Server 2003 yang berfungsi untuk memetakan (mapping) antara nama host (hostname) dan alamat IP (IP address). DNS dapat dianalogikan seperti buku telepon (phone book) pada suatu telepon selular (ponsel) yang menyimpan nama suatu nomor telepon dan nama pemilik nomor yang bersangkutan. Untuk menelepon, pengguna ponsel tidak perlu memencet nomor-nomor telepon yang dituju tapi cukup mencari atau mengetikkan nama pemilik nomor tersebut. Sebelum ditemukannya sistem DNS, untuk memetakan nama komputer dan alamat IP pada jaringan komputer digunakan file HOSTS.TXT yang berisi informasi nama komputer dan alamat IP serta pemetaannya dari seluruh mesin (komputer) yang terhubung dalam jaringan. Ketika ada komputer lain yang terhubung ke jaringan, maka masing-masing komputer dalam jaringan tersebut harus memperbaharui file HOSTS.TXT miliknya. Pada saat itu cara meng-update file HOSTS.TXT adalah menggunakan ftp setiap satu atau dua minggu sekali.
Masalah muncul ketika jaringan komputer yang tadinya kecil tersebut kemudian menjadi Internet yang semakin hari semakin besar. Timbul kesulitan untuk meng-update isi file HOSTS.TXT karena jumlah nama mesin/komputer yang harus dituliskan ke file tersebut sudah terlalu besar dan tidak efisien. Dapat pula dibayangkan betapa repotnya jika terdapat penambahan satu komputer saja di jaringan, maka versi terbaru dari file HOSTS.TXT pun harus disalin ke setiap lokasi.
Gambar jarigan file Hosts.TXT pada tiap host nya
Dengan makin meluasnya penggunaan Internet, menjadi tidak mungkin untukmemutakhirkan data pada file HOSTS tersebut setiap saat. Lalu muncul ide untuk membuat sistem database terdistribusi yang mempunyai data mengenai pemetaan nama host ke alamat IP dan sebaliknya. Dengan adanya pendistribusian database nama host dan alamat IP, maka tiap organisasi yang memiliki jaringan di dalam domain tertentu hanya bertanggung jawab terhadap database informasi pemetaan nama host dan alamat IP pada jaringannya saja yang biasa disebut zone. Administrasi domain tersebut dilakukan secara lokal tetapi informasi itu dapat diakses oleh semua komputer di Internet.
Karena sifat database yang terdistribusi ini, maka dibutuhkan suatu mekanisme pengaksesan informasi bagi host lain pada database yang terdistribusi untuk menemukan informasi host atau jaringan yang dipunyai oleh suatu organisasi. Dan pada tahun 1984, Paul Mockapetris mengusulkan sistem database terdistribusi ini dengan Domain Name System (DNS) yang dideskripsikan dalam RFC 882 dan 883. Sistem ini digunakan sampai sekarang pada jaringan khususnya Internet.
Dengan kelebihan unlimited database size dan performa yang lebih baik, DNS memiliki
beberapa keunggulan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Mudah
Adanya DNS sangat memudahkan pengguna karena tidak lagi direpotkan untuk mengingat alamat IP suatu komputer, melainkan cukup mengetahui nama komputer (hostname) yang lebih mudah dihafal oleh manusia daripada alamat IP. Sebagai contoh,nama polines.ac.id lebih mudah dihafal daripada 202.159.26.24.
b. Konsisten
Meskipun alamat IP suatu komputer berubah, tetapi hostname tidak berubah.
c. Sederhana
Pengguna cukup menggunakan satu nama domain untuk melakukan pencarian, baik di Internet maupun di jaringan Intranet.
DNS biasanya digunakan pada aplikasi pada Internet seperti web server atau mail server, untuk membantu memetakan hostname suatu komputer ke alamat IP. Tetapi DNS bisa juga diimplementasikan dalam Intranet untuk mengetahui hostname dan alamat IP tertentu dalam jaringan private.
Struktur DNS
Struktur database DNS dibuat dalam bentuk hirarki atau pohon yang disebut Domain Namespace, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3. Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level teratas adalah root yang disimbolkan dengan titik/dot (.). Setiap titik cabang mempunyai label yang mengidentifikasikannya relatif terhadap root (.). Tiap titik cabang merupakan root bagi sub- tree/tingkat bawahnya. Tiap sub-tree merupakan domain dan di bawah domain terdapat sub-tree lagi bernama subdomain. Setiap domain mempunyai nama yang unik dan menunjukkan posisinya pada pohon DNS, pengurutan/penyebutan nama domain secara penuh dimulai dari domain paling bawah menuju ke root (.). Masing-masing nama yang membentuk suatu domain dipisahkan dengan titik/dot (.) dan diakhiri dengan titik yang merupakan nama absolut relatif terhadap root (.). Contoh: telkom.polines.ac.id. Sistem penulisan nama secara absolut dan lengkap ini disebut FQDN (Fully Qualified Domain Name).
Domain namespace merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi menjadi beberapa bagian di antaranya
a. Root-Level Domain
Level paling atas pada hirarki disebut dengan root domain. Root domain di ekspresikan berdasarkan periode. Lambang untuk root domain adalah (“.”).
b. Top-Level Domain
Top-level domain adalah domain pada level teratas di bawah root (.). Pada jaringan Internet,top-level domain umumnya menunjukkan sifat suatu organisasi atau badan yang memiliki domain tersebut.
Terdapat tiga pengelompokan top-level domain, yaitu
1) Domain Generik, terdiri atas 14 domain yaitu :
1. com : untuk organisasi komersial, contoh: microsoft.com.
2. net : untuk organisasi/perusahaan penyedia layanan jaringan/Internet, contoh:
telkom.net.
3. gov : untuk lembaga/organisasi pemerintahan. contoh: whitehouse.gov.
4. mil : untuk badan/organisasi militer. contoh: army.mil.
5. org : untuk organisasi non-komersial. contoh: linux.org.
6. edu : untuk lembaga pendidikan. contoh: mit.edu, berkeley.edu.
7. int : untuk organisasi Internasional. contoh: nato.int.
8. aero : untuk industri atau perusahaan udara.
9. biz : untuk perusahaan atau lembaga bisnis.
10. coop : untuk perusahaan atau lembaga kooperatif
11. info : untuk penggunaan umum.
12. museum : untuk museum.
13. name : untuk registrasi bagi penggunaan individual/personal.
14. pro : untuk para profesional seperti: akuntan, dan lain-lain.
2) Domain Negara
Merupakan standar pembagian geografis berdasarkan kode negara, biasanya
menggunakan dua huruf. Contoh: id untuk Indonesia, au untuk Australia, uk untuk
Inggris, dan lain-lain. Domain negara ini dapat dan umumnya diturunkan lagi ke level-
level di bawahnya yang diatur oleh NIC dari masing-masing negara, untuk Indonesia yaitu
IDNIC. Contoh level bawah dari id yaitu net.id, co.id, web.id dan sebagainya.
3) Domain Arpa
Merupakan domain untuk jaringan ARPAnet. Tiap domain yang tergabung ke Internet
berhak memiliki name-space .in-addr.arpa sesuai dengan alamat IP-nya.
c. Second-Level Domain
Second-level domain biasanya merupakan nama organisasi, perusahaan, maupun lembaga. Misalnya nama microsoft pada domain microsoft.com, nama polines pada domain polines.ac.id dan sebagainya.Pada Second-level domain dapat berisi host dan domain lain, yang disebut dengan subdomain. Sebagai contoh pada domain polines.ac.id. bisa terdapat komputer (host) seperti server1.polines.ac.id dan subdomain telkom.polines.ac.id.Domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan Fully Qualified Domain Name (FQDN) untuk setiap komputer. Sebagai contoh jika terdapat fileserver1.detik.com, maka fileserver1 adalah host name dan detik.com adalah domain name.
Berdasar Gambar 6.4 di atas, cara kerja DNS dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Resolver mengirimkan queries ke name server
2. Name server mengecek local database, atau menghubungi name server lainnya. Jika ditemukan akan diberitahukan ke resolver, jika tidak name server akan mengirimkan failure message
3. Resolver menghubungi host yang dituju dengan menggunakan alamat IP yang diberikan
name server
Oke thank you atas perhatiannya dan juga terima kasih telah berkunjung ke website bang har. kurang lebihnya mohon maaf semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat terutama bagi saya dan juga bagi orang lain.
Sumber : https://rascalbrick.blogspot.com
0 Response to "Fungsi DNS pada Windows 2003 Server "
Posting Komentar